Senin, 08 Maret 2010

Penemuan Keradioaktifan

Di tahun 1895, Wilhelm Konrad Rontgen (1845-1923) dari jerman menemukan bahwa sinar katoda dalam tabung dapat menyebabkan zat-zat kimia tertentu memancarkan sinar. Sinar tersebut mempunyai daya tembus yang tinggi karena dapat menghitamkan film potret meski terbungkus kertas hitam. Ia belum mengetahui jenis kertas tersebut sehingga menamakannya sinar X.

Penemuan sinar X mendorong Antoine Henry Becquerel (1852-1908) dari Prancis untuk mempelajari zat yang dapat mengalami fluoresensi/perpendaran (zat memancarkan cahaya setelah terlebih dahulu disinari). Di tahun 1896, ia secara tidak sengaja meletakkan kunci dan mineral yang mengandung Uranium di atas plat fotografi yang dibungkus kertas hitam di dalam sebuah laci. Ketika plat tersebut dicuci, ia mengamati adanya gambar kunci dan mineral yang tidak begitu jelas. Ia menyimpulka ada suatu sinar yang jenisnya belum diketahui yang berasal dari mineral yang mengandung uranium. Sinar tersebut dapat melewati kertas pembungkus oplat yang mengakibatkan terbentuknya kabut pada plat fotografi. Di mana kunci itu berada, sinar tersebut tidak dapat menembusnya sehingga gambar kunci muncul pada plat fotografi tersebut.

Gambar plat fotografi Bacquerel menunjukkan
gambar mineral yang mengandung uranium

Bacquerel menduga bahwa sinar tersebut adalah sinar X seperti yang ditemukan Rontgen. Namun, ia mendapati bahwa sinar tersebut memiliki daya tembus yang lebih besar dari sinar X karena mampu menembus lapisan tipis Al dan Cu. Lalu, sinar apakah yang ditemukan Bacquerel tersebut?.

Murid Becquerel bernama Marie Sklodovska (1867-1934) bersama suaminya Pierre Currie (1859-1906) mencari unsur-unsur lain yang dapat memancarkan sinar seperti uranium. Mereka menemukan bahwa torium dapat memancarkan sinar. Pemancaran sinar (radiasi) tersebut ternyata tidak dipegaruhi oleh faktor-faktor kimia seperti suhu, tekanan dan katalis. Marie Curie menggunakan istilah keradioaktifan (radioaktivitas) untuk fenomena radiasi terssebut. Sinar yang dipancarkan oleh unsur-unsur tersebut dinamakan sinar radioaktif.

Para ilmuwan akhirnya berhasil mengidentifikasi sinar radioaktif yang ditemukan pasangan Curie. Ada 3 jenis sinar radioaktif yang umum, yakni sinar alfa (α), beta (β), dan sinar gama (γ), sinar alfa dan beta ditemukan oleh Ernest Rutherford (1871-1937), sedangkan sinar gama oleh Paul Ulrich Villard (1869-1915). ketiga sinar dapat dibedakan berdsarkan muatannya yang ditunjukkan oleh arah pembelokkannya dalam medan listrik. sinar alfa bermuatan positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gama tidak bermuatan.


Keterangan :
1. Sinar alpha
2. Sinar beta
3. Sinar gama

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Penemuan Keradioaktifan"

Posting Komentar